Menjadi mata adalah melihat tanpa suara mah
Menggambar kita dalam kalimat bukan berarti lupa pita suara
Hanya saja, satu bentuk cinta terlihat sering lupa.
Mah, mungkin aku lupa menengok nisanmu, tapi percaya..
Tengadah tangan disudut kamar tidak henti kuucapkan.
Walaupun itu tidak akan balas keringat gelisahmu saat beri nafas pertama.
Mah, aku ingat..
Kau selalu selubungi gerakku dengan gelak canda tawa
Kau selimuti pembaringanku dengan sentuhan hangat di dada, dan
Kau juga yang belaku dari otot Papah dengan raga.
Terimakasih mah...
Sekarang, aku harus selimuti diri sendiri.
Melangkah dan berlari untuk capai cita.
Hantam gerhana bulan yang memedar di atas kolam.
Teriak lantang tentang kesenjangan...
hingga mungkin aku lupa menjiarahimu.
Jangan marah mah...
Karena aku selalu kangen kamu.
Seperti kematian, itu abadi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar